Thursday, March 8, 2007

Happy Feet & Over The Edge

Ketika Makanan Menjadi Hal Tersulit untuk Diperoleh


Benarkah manusia sudah terlalu rakus dan tidak mempedulikan lagi kelangsungan hidup makhluk hidup lainnya?? Memang begitulah kenyataannya, lihatlah (di Indonesia saja) penebangan hutan dengan membabi buta, menyulap rawa-rawa & sawah pertanian menjadi pemukiman ataupun penggunaan dinamit untuk menangkap ikan. Semua dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak ada habisnya. Sindiran ini sangat mengena lewat film animasi tentang kehidupan penguin dalam Happy Feet dan sekelompok hewan dalam Over the Egde.


Awalnya gw pikir Happy Feet akan seperti film documenter penguin yang terkenal itu tapi ternyata gw salah, bukan hanya bagaimana mereka meneruskan regenerasinya tapi dalam film ini banyak pesan yang disampaikan dengan indah. Seperti Mamble yang terlahir tanpa bakat yang seharusnya dimiliki penguin dan harus tersingkir dari pergaulan bahkan dari komunitas penguin, kekaguman mereka terhadap alien (manusia) dan usaha keras untuk mencari tahu mengapa ikan tidak lagi mudah diperoleh. Keingintahuan inipun melahirkan petualangan yang mendebarkan sekaligus menyedihkan, karena Mamble berakhir menjadi hewan tontonan saja. Tapi beruntunglah, masih banyak manusia berhati mulia yang mencari tahu pesan yang disampaikan Mamble bukan lewat nyanyian indah yang seharusnya dimiliki penguin tetapi lewat hentakan kakinya.


Tidak jauh berbeda dengan tema dari Happy Feet, Over The Edge juga menceritakan kekurangan makanan yang dialami kura-kura, landak, tupai dan rubah yang baru mengalami hibernasi dan mendapati tempat tinggalnya (hutan) telah berubah menjadi pemukiman elit. Kepolosan mereka dimanfaatkan oleh raccoon bernama RJ yang sedang mencari pengganti makanan untuk makanan beruang yang dicurinya. RJ mengenalkan pada kelompok ini tentang manusia dan segala makanan enaknya, dengan alas an untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka maka merekapun sepakat untuk mencuri. Pemilik rumah yang merupakan ketua asosiasi pemasaran kesal sekali dengan pencurian ini dan dengan makin banyaknya hewan yang berkeliaran dipemukimannya, sehingga dia mendatangkan petugas pembasmi hewan. Tapi RJ tidak kurang akal, sehingga merekapun berhasil melakukan pencurian besar-besaran. Namun sayang, karena sifat tamak RJ teman-temannya tertangkap dan akan dimusnahkan, sedangkan RJ dia bisa lolos dengan makanannya dan menyerahkannya kepada si Beruang.


Pesan yang dibawa film ini sangat kuat, kita dibawa melihat kegelisahan hewan yang semakin terancam keberadaannya di muka bumi karena kelicikan kepintaran manusia. Akankah manusia bisa lebih bijak dalam usahanya mempertahankan hidupnya dibumi ini?? Hmm jangankan untuk mikirin hewan, tetangga kampung kelaparan ampe busung lapar kita saya juga tidak peduli.

No comments: