Friday, November 7, 2008

Eagle Eye

Kesibukan petinggi-petinggi keamanan US membuka film dengan sebuah kisah tragis pengeboman terhadap seorang teroris target operasi ketika sedang dilakukan pemakaman. Sebuah kesalahan pengambilan keputusan dengan mengindahkan prediksi keberhasilan operasi yang hanya 51%.

Ceritapun dimulai dengan kehidupan seorang Jerry Shaw, surprise juga ngliat seorang Chass maksud gw Shia LaBeouf di film constantine, Sam di film Transformers dan anaknya Harrison Ford dalam Indiana Jones terlihat sangat dewasa di film ini. Dengan jambang tipis dan kulit lebih gelap LeBeouf tampil sebagai seorang pria cuek dan mandiri. Sikapnya yang berlawanan dengan harapan orangtuanya menjauhkannya dari keluarga, dia baru kembali ke rumah setelah mendengar berita kematian saudara kembarnya, Ethan. Selain fisik, Ethan sangat berbeda dengan Jerry, hal itu terekam dari sederet piala yang memenuhi kamar Ethan. Sekembalinya Jerry ke apartemennya ia dikejutkan dengan jumlah tabungannya yang melonjak hingga $750.000 dan tumpukan barang berbahaya dikamarnya. Belum hilang keterkejutannya dia mendapat telfon dari nomor tak dikenal dengan suara wanita yang seperti robot. Jerry yang tidak mau menuruti perintah wanita tersebut akhirnya berhasil ditangkap agen FBI. Tom Morgan yang mencecar beragam pertanyaan tidak mempercayai sedikitpun penjelasan Jerry. Ketika Jerry mendapat kesempatan untuk menelfon, dia justry kembali tersambung dengan wanita robot tadi, kali ini Jerry menurutinya.

Sesuai perintah dia menaiki mobil hitam yang dikendarai seorang wanita (Rachel), awalnya keduanya saling menyalahkan namun akhirnya menyadari mereka sama-sama dijebak entah oleh siapa dengan taruhan nyawa anak rachel. Adegan khas film action tersaji sempurna, mobil yang melaju kencang dengan meninggalkan kecelakaan dan ledakan walopun dah sering lihat tetep aja seru, dan ketika mereka menerobos setiap perempatan jalan dengan lampu hujau yang terus menyala ngingetin gw ma Italian Jobs.

Penonton diajak menetralkan kembali detak jantungnya ketika Jerry dan Rachel melalui tv disebuah pertokoan mendapatkan penjelasan bagaimana mereka bisa selalu dalam pengawasan. Pengawas itu adalah Arai, sebuah sistem keamanan yang dirancang untuk menjaga keamanan warga Amerika dengan menampung semua data yang diperoleh dari transakasi bank, camera, hubungan telepon dan segala hal yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi. Arai Tapi tidak berapa lama setelah mereka melewati pemeriksaan di Bandara, adegan pengejaran Tom hingga Jerry & Rachel berhasil naik pesawat kargo seru banget... kasian Tom... dah tua masih harus lari-lari, meluncur dan kejedot pula.

Di tempat lain (lantai 36) Agen Zoe bersama dengan salah satu staf dephan berhasil memecahkan pesan Ethan dari kode morse yang disampaikan melalui lampu HP (ada-ada aja nih idenya). Dalam sebuah ruang khusus anti sadap mereka melaporkan akar permasalah sebenarnya. Actionpun menjadi makin seru, dijalanan ada Jerry dan Tom yang dikejar pesawat pengebom untuk mengejar Rachel yang membawa bom ke tempat pertemuan petinggi Amerika, dilantai 36 ada Zoe dan Bowman yang berusaha keras menghancurkan sistem komputer hasil sebuah project dengan nama "eagle eye", sedangkan digedung pertemuan Rachel menanti cemas kehadiran anaknya.

Dari cerita gw diatas udah ketahuan kan gimana film "eagle eye" menurut gw?? Yups, sebagai sebuah film action Eagle Eye dikemas bagus dan adegan-adegannya berlangsung seru, menegangkan namun aksinya cukup realistis, walaupun.....dari sisi cerita, ide film ini tentang kemampuan mesin yang akhirnya justru menguasai manusia sebenarnya udah banyak.

The Mist

Apa yang akan terjadi jika sekumpulan orang terjebak di satu tempat dengan bahaya besar mengancam dari luar dan hanya segelintir orang saja yang mengetahui bahaya apa yang mengancam diluar? Secara alamiah kumpulan orang itu akan membentuk kelompoknya sendiri-sendiri, ada yang meyakini kemurkaaan Tuhan telah datang akibat kejahatan umatnya dan akhir jaman telah diambang pintu, ada yang meyakini tidak ada bahaya besar dan menganggap berita itu hanya upaya pembodohan, ada yang mempercayainya dan ada pula yang masih bingung menentukan kelompoknya.

Itulah sebuah cerita yang ingin diangkat dari novel karya pengarang terkenal yang selalu menghadirkan cerita horor dan misteri, Stephen King! Misteri yang menyelimuti sebuah kota kecil tempat David Drayton tinggal, New England, berawal dari badai besar yang diikuti turunnya kabut dari bukit tempat militer menjalankan proyek rahasianya. Penduduk berbondong-bondong memenuhi supermarket untuk membeli persiadaan makanan. Mereka dikejutkan dengan makin tebalnya kabut yang menyelimuti kota, ketika Joe lari dengan mulut berdarah dan berteriak ketakutan maka ketakutan dan kecemasan menyelimuti supermarket itu. Seorang Ibu yang meninggalkan anaknya dirumah nekad menerobos kabut dan tidak ada seorangpun di toko itu mau mengantarnya. Perpecahan mulai terjadi ketika David bersama 3 orang pegawai supermarket mengetahui monster yang membunuh .Norton, tetangga David yang mudah tersinggung bersama kelompoknya memilih meninggalkan supermarket dan mencari bantuan, yang kemudian terjadi hanyalah terdengar jeritan dari tempat parkir. Malam hari semakin mencekam dengan kehadiran makhluk-mahkluk aneh yang berhasil menerobos jendela supermarket dan menyerang dengan ganas. Korban nyawa semakin banyak sementara orang-orang mulai terpengaruh khotbah Ny. Carmody.

Berniat menyelamatkan temannya yang mengalami luka bakar, david dan kelompoknya mencari obat di apotik sebelahnya. Namun yang ditemui disana lebih parah, pintu yang terbuka membuat apotik itu menjadi sarang laba-laba. Seorang polisi militer sempat mengucapkan "maafkan saya, ini kesalahan kami" sebelum akhirnya tubuhnya melepuh dan hancur mengeluarkan anak laba-laba. Untunglah kelompok David tidak banyak yang terbunuh, menjadi semakin parah karena hasutan Ny. Carmody menyalakan kemarahan pengikutnya yang mencari penebusan dosa dengan "darah". Seorang tentara dipukuli, ditusuk, dan dilempar ke luar toko sebagai simbol pengorbanan atas nama "Tuhan".

Tidak mau terjebak lebih lama dengan kelompok yang makin beringas, kelompok David meninggalkan supermarket namun ternyata Ny. Carmody mencium rencana tersebut dan menghalanginya. Dia menggerakkan jemaatnya untuk membunuh anak David dan Amanda. Ollie (pegawai supermarket) segera mengambil tindakan cepat yang seharusnya sudah dilakukannya sejak awal Ny. Carmody mulai berkhotbah, Ollie menembak Ny. Carmody! Sayang... ketika mereka berhasil mendekati mobil, Ollie justru dimakan monster. Hanya 5 orang yang berhasil masuk ke mobil David. Setelah menemukan istrinya yang juga telah meninggal, David beserta anak dan ke-3 temannya melanjutkan perjalanan mencari tempat yang aman dari serangan monster.

Akhir cerita The Mist sungguh tragis, sebuah pelajaran besar tentang keputusasaan dan penyesalan menutup film ini dengan sempurna. Bagi yang menyangka film ini akan bercerita tentang serangan-serangan monster anda salah, karena film ini justru memperlihatkan sebuah gambaran bagaimana umat manusia dalam menghadapai masalah yang jauh dari bayangannya dan seberapa besar kemampuannya untuk bertahan menghadapi tekanan.

Monday, April 2, 2007

Children of Man & V for Vendetta

Persamaan kedua film ini adalah lokasinya yang mengambil tempat di inggris, kondisi dunia sedang kolaps dan melompat beberapa tahun ke depan. Sepertinya inggris sudah mulai unjuk gigi menjadi tempat yang lebih baik di masa yang akan datang ketika dunia mulai kacau dengan virus dan kekacauan. Kedua film ini dibintangi atis dan aktor yang gw kagumi dan gw cintai, Natalie Portman dan the sexiest man n si-guanteng Clive Owen.

Children of Man menceritakan kondisi dunia di tahun 2027 yang rusuh, tidak tertata dan sebuah kondisi menyedihkan...tidak ada lagi anak-anak terlahir. Kesedihan dirasakan hampir semua penduduk inggris ketika bayi terakhir yang dilahirkan pada tahun 2009 meninggal dunia. Sekelompok aktivis yang diketuai Julian(Julianne Moore) menculik Faron (Clive Owen) untuk memintanya aktif kembali dikelompok tersebut yang telah ditinggalkannya setelah Dylan, anak Faron dan Julian meninggal. Faron menolaknya, tetapi dia siap membantu menyelundupkan seorang wanita bernama Kee. Penyelundupan tidak berjalan lancar karena Julian terbunuh yang akhirnya melibatkan Faron lebih dalam, apalagi setelah tahu Kee secara ajaib sedang hamil dan ternyata pembunuhan Julian dilakukan oleh anak buahnya sendiri. Perjalanan menuju "human project" di Rumah Sakit yang berada di sebuah kapal melalui beragam rintangan, sampai akhirnya bayinya dilahirkan dalam rumah pengungsian dengan hanya dibantu Faron.

Sebuah adegan yang bikin gw menangis adalah ketika tangisan sang bayi menghentikan tembakan, betapa kehadiran bayi telah melumerkan hati para tentara dan semua pengungsi di gedung itu, betapa indah kehadiran seorang bayi di bumi ini. Walopun ada sedikit yang mengganggu yaitu ketika darah muncrat ke kamera dan dibiarkan aja sehingga perpindahan kamera jadi terasa banget, dan walaupun clive owen didandanin 5-10 tahun lebih tua dari aslinya yang herannya masih ganteng juga tapi over all film ini enak ditonton n membuat berpikir....hmm jika bener tahun 2009 semua perempuan di dunia menjadi mandul, maka........whoaaaaaaaa saya musti buru-buru kawin nih

V for vendetta juga berlatarbelakang kekacauan dunia yang menyebabkan Inggris menerapkan pengawasan "melekat" pada warganya. Sesosok tokoh kharismatik berinisial V (hugo weaving) menyelamatkan evey (natalie portman) dari penangkapan jam malam dan evey membalas penyelamatan itu dengan menyelamatkan V disaat V membajak sebuah stasiun TV dan menyebarkan propagandanya. Hal ini menyebabkan evey juga di buru kepolisian karena membantu seorang penjahat, ia pun kemudian tinggal bersama dengan V dan mulai mengenal latar belakang tindakan pemberontakan V terhadap pemerintah. V adalah satu-satunya calon korban pemusnahan masal akibat penyebaran virus yang berhasil menyelamatkan diri dan membalaskan dendamnya dengan membunuh satu per satu orang yang telah terlibat dalam pemusnaham masal tersebut. V bukan hanya berhasil memikat evey, tapi tindakannya di dukung hampir semua warga inggris sampai akhirnya terjadi gerakan massal merobohkan pemerintahan dan simbol-simbol inggris untuk menuju inggris yang baru.

Akting natalie selalu memikat bahkan dia juga berani botak seperti demi more, sejak keberanian akting-nya dalam film Closer saya menjadi mengaguminya. Sebuah tag yang sangat enak di denger dalam film ini adalah :
remember remember, remember the fifth November

Apakah dunia akan kacau di usianya yang semakin tua?? jangan donk, masa' dengan semua SOP dan ISO masih ga' teratur juga ;)

Friday, March 16, 2007

Inside MAN & CHAOS

Ketika kejahatan tidak bisa dinilai dari apa yang dilihat


Ke-2 film tentang perampokan bank ini sangat menarik dan gw sangat merekomendasikan para polisi untuk menontonnya sehingga tidak perlu ribut men-somasi polisi tidur atau menceramahi wartawan yang hanya mengangkat "bad cops is a good news". Ngapain para polisi indonesia ini kebakaran pentungan (setau gw mereka ga' punya jenggot) gara-gara pemberitaan yang negatif, polisi di film-film belahan negara manapun sering digambarkan sisi jahatnya toh tidak ada tuntutan apapun. Siapa yang sebenarnya tidak cerdas, masyarakat sebagai konsumen atau polisi sebagai pelaku. Bapak polisi yang
ingin terhormat, marilah sama-sama kita lihat adegan demi adegan dalam film ini.

Inside Man menceritakan tentang perampokan bank yang sudah direncanakan sangat matang oleh si ganteng nan rupawan Clive Owen, ia dan kelompoknya merampok Bank yang dimiliki keturunan Yahudi, Christopher Plummer. Perampokan ini sempurna karena semua berjalan dibawah kendali Owen, dia bisa mengendalikan sandera yang terdiri dari pegawai dan nasabah bank dan hebatnya tanpa disadari para polisi dia juga mengendalikan mereka. Detektiv yang sedang bermasalah dengan penggelapan uang, Denzel Washington ditugaskan memimpin jalannya negosiasi dengan perampok. Lihatlah kerapihan kepolisian NYPD dalam menangani perampokan, semua berjalan dalam satu komando, peralatan dipersiapkan dengan baik, pendeteksi bom, ambulance, pemadam kebakaran dan bus yang akan digunakan mengangkut sandera semua "on position". Mereka mengutamkan keselamatan sandera sehingga tidak gegabah dalam menegosiasikan pembebasan sandera. Perampokan yang mengincar berlian ternyata menemukan bukti hubungan Christopher Plummer dengan Nazi diawal karirnya dalam membangun bank, apabila ini menyebar maka jatuhlah kesuksesan Plummer. Untuk mencegah beredarnya dokumen tersebut diutuslah Joddie Foster negosiator ulung yang dekat dengan pejabat.

Ketika penyerbuan akan dilakukan tiba-tiba terjadi ledakan dan semua sandera keluar, tapi yang mengejutkan polisi semua menggunakan seragam yang sama sehinga tidak bisa dibedakan mana penjahat dan mana sandera. Interogasi-pun dilakukan ke semua orang, kondisi bank digeledah dan kejutan lainpunmuncul. Tidak ada yang tercuri baik uang maupun simpanan brangkas, tidak ada pembunuhan sandera dan hanya ada senjata mainan. Denzel mencium ada yang tidak beres sehingga ia terus menyelidiki, hingga akhirnya ia berhasil menemukan box yang tidak terdaftar dan didalamnya ada berlian cartier dengan satu petunjuk "follow this ring". Perampokan itu memang terjadi, puluhan mungkin ratusan berlian ada dalam kotak itu dan lihatlah
kegantengan Clive Owen yang membuktikan dia berhasil keluar lewat pintu depan bank tanpa dicurigai satu orangpun dengan menyelipkan satu berlian untuk Denzel agar bisa meminang pacarnya.

Chaos juga bercerita tentang perampokan bank yang dilatarbelakangi balas dendam dari wesley Snipes sang pemimpin perampokan kepada Jason Stathamp yang telah membunuh adiknya dalam sebuah pengejaran penjahat yang juga mengakibatkan tewasnya sandera dan jasonpun diberhentikan dari kepolisian. Prosedur kepolisian dalam menangani perampokan juga sama dengan yang terjadi dalam "inside man", semua bertindak sesuai prosedur, berpikiran jernih dan selalu menyiapkan perlengkapan untuk kejadian terburuk. Perampok dalam Chaos juga berhasil kabur, dan seperti "inside man" juga tanpa barang curian satu lembarpun. Berkat rekaman video ada penjahat yang dikenali sehingga mengantarkan Jason yang ditemani Ryan Phillips detektiv baru, mulai mengungkap kasus ini.

Kepintaran Ryan dalam menangkap pesan yang disampaikan perampok "Chaos Theory" semakin memudahkan pengejaran. Satu demi satu bukti terungkap, seorang polisi yang diduga mendalangi perampokan tewas dibunuh, lokasi pertemuan perampokan terlacak dan disaat penggerebekan inilah Jason tewas ketika bom meledakkan tempat pertemuan itu. Ryan terus mengejar Wesley dan berhasil membunuhnya, tapi temuan aliran dana yang terus mengalir acak dari rekening bank akibat adanya virus yang menyebar stelah dilakukan pemutusan aliran listri sewaktu pengepungan di bank justru mengantarkannya apda temuan yang sangat mencengangkan.

Yang gw makin suka dari ke-2 film ini adalah penjahatlah yang keluar sebagai pemenang. Jadi bapak-bapak polisi yang
ingin terhormat, tidak usahlah menyemprot sana sini kalau ada kegagalan, yah qt juga maklum untuk otak polisi berharga minimal 60 jt pasti susahlah membongkar sebuah kasus, yang penting kerja sesuai prosedur jangan sruduk kanan kiri buat mengembalikan pinjaman 60 jt itu:)

Thursday, March 15, 2007

CRASH & BABEL

Ketika kecurigaan melahirkan kedukaan

“and the pain, taste the same”

Gw inget lirik ini tapi lupa siapa yang nyanyi (mungkin Roxette). Mungkin itulah yang ingin disampaikan ke-2 film ini. Crash yang mengangkat maslah rasis dan Babel yang mengangkat masalah system memiliki kesamaan dalam menyampaikan perasaan sakit yang dialami orang-orang dari ras manapun. Sewaktu banyak orang mencela Crash dan lebih mengunggulkan Broke back Mountain gw cuman bingung aja dengan kemauan kritikus film, tapi setelah mereka mengkritik habis-habisan The Da Vinci Code dan memuja sosok James Bond yang baru gw cuman bilang “go to hell!”. Crash memberi pesan moral yang dalam kepada semua pihak untuk tidak mudah berprasangka buruk kepada orang lain hanya karena melihat perbedaan warna kulit.

Pelecehan seksual dialami seorang wanita kulit hitam (Tandie Newton) sewaktu dia dan suaminya diberhentikan oleh polisi kulit putih (Matt Dillon), bukannya sang suami membela istrinya tapi dia lebih memilih diam karena tidak ingin ber-urusan panjang. Orang yang melecehkan ini justru orang yang menyelamatkan hidupnya ketika mengalami kecelakaan, gw suka banget acting Thandie ketika dia mengalami pergolakan batin dimana di satu sisi nyawanya butuh pertolongan tapi di sisi yang lain dia juga tidak mau ditolong orang yang telah melecehkannya. Kecugiaan terhadap keturunan arab juga digambarkan dengan baik di film ini, walaupun sebenarnya pemilik toko itu orang Persia namun dia selalu dimusuhi oleh kelompok yang membenci orang Arab akibat peristiwa 9/11. Kemarahan akibat gangguan-gangguan yang ia alami dia tumpahkan kepada pria kulit hitam, seorang tukang kunci yang tidak beres kerjanya sehingga tokonya di rusak. Pemilik toko inipun mendatangi rumah pria kulit hitam ini dengan berbekal pistol.

Dalam film Babel, ada 3 lokasi yang jadi plot cerita yaitu Maroko, Meksiko dan Jepang, ketiganya sebenarnya tidak terjadi dalam waktu bersamaan, namun sang sutradara (Alejandro??) merunutkannya secara acak sehingga di akhir film gw cuman bengong, ooo…jadi awalnya gini to. Titik sentral cerita ini adalah pada sebuah system dengan pelaksana utama POLISI. System yang sebenarnya dibuat untuk memudahkan manusia justru melahirkan keruwetan akibat sang pelaksana terlalu otoriter dan textbook.

Polisi di Maroko dengan arogan menginterogasi penduduk pemilik pistol yang digunakan untuk menembak istri Richard (Brad Pitt) dan dengan brutal menembaki 3 tersangka kasus penembakan yang akhirnya justru menewaskan anak yang tidak bersalah. Penggambaran media yang selalu ingin terdepan dalam berita dan memberitakan tanpa konfirmasi menyebabkan berita yang menyebar adalah isu teroris, padahal sebenarnya hanya seorang anak kecil yang dengan pikiran pendeknya hanya ingin menunjukkan kemampuan senjata barunya. Rombongan turis Amerika benar-benar khas Amerika, individualis & memikirkan kepentingan sendiri, sehingga bukannya beramahtamah dengan penduduk setempat untuk minta air selagi menunggu bantuan ambulan datang tapi mereka justru ketakutan dan meninggalkan Ricard.

Polisi Amerika yang bertugas diperbatasan Meksiko dengan keangkuhan dan paranoid berlebihan tunduk patuh pada sistem dan mengakibatkan pengasuh terpaksa berpisah dengan anak-anak yang dia asuh sejak kecil. Betapa menyedihkannya bagi wanita meksiko ini, setelah apa yang ia perbuat justru membuatnya kehilangan anak asuhnya. Wanita ini pergi ke Meksiko dengan membawa 2 anak asuhnya, Mike & Debbie (mirip Dakota fanning, apa adiknya??) karena orangtuanya sedang berlibur dan terlambat pulang. Rachel sebagai kerabat tidak bisa mengirimkan pengasuh pengganti (busyett sodara apaan ini) dan tetangganya tidak bisa dititipin anak barang sehari, oh gosh… ini tak terjadi kalo di Indonesia. Karena paginya Mike ada pertandingan bola, maka selesai acara merekapun kembali ke Amerika. Namun kecurigaan berlebihan polisi dan ketakutan berlebihan dari keponakannya yang mengantar pulang justru membuatnya dan 2 anak asuhnya terdampar di tengah hamparan padang luas dan panas tanpa bekal apapun.

Polisi yang menggunakan hati nurani dalam bertugas diperlihatkan di Jepang. Inspektur polisi Kenji yang sebenarnya mencari ayah Chieko atas kepemilikan senjata justru dapat membantu Chieko yang mengalami trauma akibat kematian ibunya dan perasaan terabaikan/tersingkirkan karena dia tuli. Chieko sosok pemarah, walapun ayahnya sangat perhatian tapi dia membenci ayahnya. Sebagai seorang gadis dia juga ingin dicintai dan diinginkan cowok, tapi ia tidak bisa mendapatkannya. Cowok yang disukainya langsung mundur begitu tahu Chieko tuli, cowok yang menerimanya dan mengenalkannya pada whisky, obat-obatan dan clubbing ternyata memilih teman chieko. Di tengah keputusasannya dia menghubungi inspektur Kenji. Gw ga’ memuji keberanian artis jepang ini atas keberaniannya bugil dalam waktu yang cukup lama dan di shoot dari depan, menurutku itu berlebihan, tapi gw suka cara sutradanya membuat suasana clubbing yang hingar bingar dari sisi Chieko yang tuli.

Kepedihan yang dialami setiap tokoh dalam ke-2 film ini sangat mewakili keadaan nyata yang terjadi saat ini. Betapa kecurigaan berlebihan melahirkan banyak kesusahan. Mengapa tidak mengkomunikasikan dengan kepala dingin? Mungkin itu pertanyaan yang ingin disampaikan ke-2 film ini. Ya, komunikasi, itu yang terpenting, komunikasi dengan kepala dingin tanpa prasangka buruk!

Tuesday, March 13, 2007

The Pursuit Of Happyness & Marie Antoinette

Ketika Kebahagiaan Harus Diperjuangkan

Kedua film ini jelas berbeda dari berbagai sisi tapi gw melihat satu masalah yang sama yaitu bagaimana caranya mendapatkan kebahagiaan, different background, different situation, different way to reach the happiness but in the same direction "pursuit the happiness"

The Pursuit of HappYness (bukan I) menceritakan kisah perjalanan hidup Chrish Gardner (Will Smith) yang ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga kelindes truk dan dikencingin rame-rame (hehe mirip nasib temen yang satu ini). Chrish bekerja sebagai salesman untuk alat scanner tulang dengan angka penjualan yang sangat memprihatinkan, untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga, istrinya sampai harus mengambil 2shift kerja. Tapi itu pun belum cukup untuk membayar kontrakan yang udah nunggak, bayar pajak, bayar tagihan, dll. Istrinya yang sudah tahan lagi memutuskan untuk berpisah, pengasuhan anak jatuh ke tangan Chrish karena Chrish tidak ingin anaknya, Christhoper (Christopher Smith) bernasib seperti dia yang baru mengenal ayahnya setelah umur 28thn. Chrish akhirnya diterima sebagai pegawai trainee di perusahaan future setelah dengan gigihnya selalu mendekati staff HRD-nya, namun inipun tanpa gaji selama 6bln. Bersama anaknya mereka menjadi gelandangan, berangkat kerja dengan membawa baju dan tentu saja scanner-nya; berjuang mempertahankan scannernya dari pencurian akibat kebodohannya sendiri, karena hanya itu yang menghidupinya; mengurangi minum ditempat kerja agar bisa menelfon dengan efektif; bergegas pulang agar dapat antrian rumah singgah, fuihhh....beratzz. Berbeda dengan film kebanyakan dimana tokoh utamanya akhirnya berhasil & sukses maka selalu muncul kehidupannya yang "WAH" di akhir film, di film ini benar-benar dititikberatkan pada perjuangannya memperoleh kebahagiaan.

Marie Antoinette (Kirsten Dunst) menceritakan kisah seorang gadis muda yang demi kelangsungan kerajaannya, Austria dinikahkan dengan calon raja perancis Louis XVI (Jason Schwartzman). Di usianya yang masih sangat muda dia harus siap menjadi pusat perhatian, "all eyes will be on you" begitu pesan sang ibunda. Untuk mendapatkan tahta kerajaan Marie Antoinette harus segera memiliki keturunan, berulangkali ibunya mendesaknya untuk segera memiliki anak dan menyalahkan dia karena Louis XVI tidak pernah menyentuhnya. Dia semakin tertekan ketika adik Louis XVI memiliki anak terlebih dahulu. Untuk mengobati kegelisahannya dia mulai beraksi seperti layaknya wanita (kaya) pada umumnya, busana, model rambut, sepatu, topi dan tentu saja pesta. Atas bantuan kakak Marie, akhirnya Louis XVI bisa melaksanakan "tugas" dan merekapun dikaruniai 1 putri yang cantik dan 2 orang putra (yang salah satunya akhirnya meninggal). Dari kesenangannya berpesta dia bertemu seorang Comte ganteng (make bangetz) yang menjadi selingkuhannya. Kehidupan foya-foyanya yang terus berlangsung bahkan disaat masyarakat perancis kekurangan akibat membantu perang Amerika membuatnya di usir.

Kebahagiaan bagi tiap orang berbeda-beda wujudnya dan untuk meraihnya memilih jalan yang berbeda pula. Kebahagiaan menurut ukuran diri kita belum tentu sama dengan orang lain, sehingga qt tidak perlu memaksakan apa yang menurut qt bisa mendatangkan kebahagiaan, biarlah masing-masing menempuh jalannya sendiri menuju suatu hal yang bisa membuat hati bahagia, hal terpenting adalah "jangan pernah menyerah untuk meraih kebahagiaan"!

Monday, March 12, 2007

Dreamgirls & Walk The Line

Ketika kesuksesan mendatangkan kesusahan

Kedua film ini menceritakan perjalan karir penyanyi beserta lika-likunya. Gw ga' tau keduanya, baik group The Supremes yang digawangi Diana Ross maupun John Cash yang keduanya mungkin hidup di tahun 60an. Lagunya juga ga familiar, cuma lagunya john cash pernah ada yang denger 1 atau 2 lagu tapi sekarang juga dah lupa lagi.

Walk the Line menceritakan kisah John Cash (Joaquen Phoenix) yang mengawali karir sebagai sales dan terus menghidupkan mimpinya untuk menjadi penyanyi. Dengan bermodal gitar dan lagu yang ditulisnya sendiri akhirnya berhasil mengantarnya menjadi penyanyi top dan mempertemukannya dengan June Carter (Reese Witherspoon) penyanyi terkenal dan cantik yang membuatnya jatuh cinta (lagi). Kesuksesannya dipangung seperti juga yang dialami banyak artis tidak diikuti kesuksesan dalam kehidupan pribadinya terutama masalah cinta dan obat terlarang. John sangat terobsesi dengan June dan obat-obatan, hal inilah yang membuat perkawinannya dengan vivian berakhir. Cinta sejati John adalah June Carter dan dia berusaha meyakinkan June untuk bisa menerimanya, butuh perjuangan berat bagi John untuk mendapatkannya. Akhirnya cinta sejati itu pula yang menyembuhkannya ketika June bersedia menerima menjadi istrinya.

Dreamgirls menceritakan perjuangan 3 ce' yang pada awalnya hanya menjadi backing vokal James "thunder" Early (Eddy Murphi) akhirnya bisa menjadi group terkenal berkat tangan dingin sang manajer Curtis (Jamie Foxx). Untuk meningkatkan popularitasnya maka posisi lead vocal yang semula dipegang Effie White (Jennifer Hudson) digantikan oleh Deena Jones (Beyonce Knowles) yang jauh lebih cantik. Effie yang tidak menerima perubahan ini akhirnya memutuskan keluar, ketika dia berubah pikiran untuk kembali ke groupnya ternyata posisinya sudah digantikan orang baru. Bukan hanya dia kehilangan posisi di group tersebut, ia juga kehilangan kekasihnya, Curtis, yang akhirnya menikahi Deena. Karir Effie berbanding terbalik dengan kesuksesan Dreamgirls, namun kesuksesan inipun tidak mendatangkan kebahagiaan. James bunuh diri, Effie bersama adiknya yang dulu memilih mendukung Curtis mengajukan tuntutan hukum, Deena minta cerai dan akhirnya Dreamgirlspun bubar.

Walaupun keduanya mengangkat topik yang sama, gw lebih suka Walking The Line. Mungkin ini karena pengaruh gw yang suka ama film yang bisa bikin gw hanyut (oleh airmata), atau karena jenis music dreamgirls R&B jadul yang ga' terlalu gw sukai, atau karena penggarapan dreamgirls yang seperti panggung broadway (katanya diangkat dari sini juga) sehingga setiap moment lebih digambarkan via lagu. Tapi akting bintang-bintang yang ada di ke-2 film ini gw nilai cukup bagus, tidak salah kalo reese dan jennifer mendapatkan oscar atas peran brillian mereka.